Klasifikasi bin Kategori
M
enurut ensiklopedi yang saya punya, klasifikasi yang paling sederhana mengkategorikan segala sesuatu menjadi dua kelompok, semisal siang-malam, besar-kecil, baik-jelek, tua-muda, siang-malam dan sejenis begitu itu. Dalam Matematika, pembatas antara dua klasifikasi itu dinamakan median atau nilai tengah.
Karena perkembangan jaman dan dinamika ilmu pengetahuan, lalu berkembang menjadi 4 kategori, semisal anak2-remaja-dewasa-tua, amat baik-baik-cukup-kurang, pagi-siang-sore-malam, jenius-pandai-bodoh-idiot, kecil-sedang-besar-jumbo, S-M-L-XL, dingin-hangat-panas-puanass dan seterusnya. Pembatas yang membagi kategori menjadi 4 seperti itu disebut Kuartil dan dberi notasi Q.
Klasifikasi dalam hal tertentu mutlak perlu, tapi dalam hal lain bisa menyakiti hati, walau realitanya demikian. Klasifikasi status sosial misalnya, sangat tak manusiawi dan ndak etis, bila kita mengelompokkan orang menjadi miskin dan kaya, sampai2 perlu ada istilah aneh yaitu “raskin”, beras miskin. Kenapa perlu ada istilah itu?. Akankah muncul minyak miskin, pakaian miskin, sabun miskin, gula miskin dll?. Bedakah perut orang miskin dan perut orang kaya?.
Kampret mana yang pertama menciptakan istilah raskin?. Jangan2 Sang Kampret itu lahir sudah bawa harta benda, sehingga dia ndak tau bahwa siapapun kita, terlahir tanpa membawa apa2.
Berdasarkan kajian pula, bahwa sistem rangking di sekolah saja sudah dihapuskan, lha kok malah dimasyarakat ada perangkingan kaya-miskin. Jan goblog tenan. Kalau mau mbantu rakyat, mbok ndak usah diberi istilah raskin.
apa kata pemerintah wae…., kita cuma baru bisa jadi penonton….
klasifikasi adalah pembedaan, meskipun terkadang terasa nggak adil, tapi itulah yang terjadi…
klasifikasi biasanya diciptakan atas dasar kepentingan. misalnya ada bblog hitam. ada blog putih … (lmao)
tapi klo ndak ada klasifikasi
bantuan tidak tepat sasaran dung
raskin yang selalu jadi rasan-rasan….sopo seh presidene??
saya butuh witkin.. benwit miskin
Satu lagi Pak, coba Njenengan liat di loket kasirnya RSU Soewondo… disitu loketnya dikasih tulisan ada utk Umum, Askes, Jamkesnas… dan yang paling pojok khusus buat layanan Askeskin ditulis : MISKIN (nggak manusiawi sekali kan?!)
Tapi mungkin ada satu hal/bidang yang “perlu” juga diberi kategori kaya s/d miskin… khusus buat yang satu ini : BLOG!
Ada BLOG KAYA, yang sering dipelihara dan diisi yg baik-baik, sampai dapet pagerank dan traffic rank yg nggilani! (kayak blog ini… blog ini kayaknya masuk kategori blog kaya) Lebih keren lagi kalo blognya sampe bisa menghasilkan rupiah apalagi sampe dolar beneran ^_^ itu baru BLOG KAYA BENERAN…
Dan ada juga yang masuk kategori blog miskin… posting cuman sekali sebulan, itupun kalo sempet, dan isinya “nyaris” malah mbingungi readers-nya ^_^ hehehe… buat yg merasa tersinggung, Just kidding ya!
kudune ya ra perlu ana sekolah negri-swasta, PNS, PNSwasta, SSN – udu SSN, profesional karo urung barang no pak 😀
saya butuh witkin. benwit miskin
aku blogkin << blogger miskin…
lagune enaakk pakde… bannernya jadi kuning ya.. seng kelap kelip wes ga’ usum to??
Saya setuju dengan postingan diatas, terutama masalah raskin.
Kalau dahulu ketika rezim orba masih berkuasa, istilah yang ‘nylekit’ itu dihaluskan dengan sehalus-halusnya..
contoh kecil sajah; Orang yang super miskin alias kere banged disamarkan namanya menjadi masyarakat dibawah garis kemiskinan…
Tapi ketika jaman reformasi (katanya) istilah2 semacam itu kok malah berbanding terbalik. Bukannya istilah itu makin dihaluskan, malah makin tak enak didengar oleh telinga..
Semestinya harus masuk MURI orang2 yang membuat istilah2 tsb…
@endar
Kok podho siy sob???
setuju sama mas Khay dan Mas Endar, uh… dasar rak kreatif
hehehhe
pak marsudiyanto aya aya wae…
hwhehhwewewe kadang perbedaan yho perlu misal status jenis kelamin ning nek mangsalah status sosial ndak usah.
memang hebat mas
semua memang sudah ada pasangannya
byme
lah trus pake istilah apa pakde???
Minta jatahnya pak…
Saya butuh raskinnya
Meskipun raskin, banyak juga orang kaya yang ngincer
Ijin masuk…
Wah ni lagi pada ribut… kalau saya ikut comment menurut saya memang di dunia ini dibuat pasang-pasangan.
Ada pria ada wanita, ada kaya ada miskin jadi itu adalah adil menurutku…
hehe….
KUAMPRETTTT…. jan kampret tenan itu yang mengklasifikasikan beras…
GUOBLOG tenaaannnnnnnnnnn………
setuju banget bosssharusnya
dibikin murah aja bersmya
🙂
Pancen njaluk di las lambene! koar2 bangun bangsa tapi rakyatnya distrata oleh kebijakan!!
fenomena sekrang org “bangga” mejadi miskin utk mendapat raskin ataupun blt…
pak, kalau partai dibikin (dibilangin orang miskin-red) menjadi 44 lambangnya apa?
di kalimantan ada buwah namanya PAPAKIN, kaya durian tapi bukan papa miskin
tadi sarapan pakai SEMAKIN = sego makanan orang miskin
apa kata dunia? hahahahaha…..
pas ada pembagian
banyak orang mengaku miskin…hikss
ooow…mental bangsaku
lha, yang dapat raskin protes.
hihi… *ampun, mas*
yang pasti, kampret itu pasti bukan bakap saya hohohoh
Barangkali si kampret yang mengklasifikasikan beras itu berpikir bahwa istilah ini sudah jauh lebih baik daripada; beras melarat, beras khere.
Janji memberikan yang terbaik untuk rakyat memang hampir ndak pernah terwujud, lha contoh beras ini; aphek, pecah – pecah, plus bonus krikhil.
waduh kalau raskin dihapus, saya yang miskin ini trus dapat makan apa PAAAAAK… HUWAAAA….
emang aneeeehh…………
RASKIN…
Membingungkan…